Pada suatu malam, di depan rumah makan yang sederhana di kota beijing. Terlihat seorang pemuda selalu mondar mandir di depan rumah makan tersebut. Sesekali ia duduk di bawah pohon yang tidak jauh dari kedai itu sambil memandang ke kedai. Pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa sudah berada di rumah makan sejak pukul 7 malam. Mata pemuda itu selalu saja memeperhatikan jikalau rumah makan itu sepi dari pengunjujng. Namun tamu dari rumah itu tidak pernah berhenti dengan pengunjung, selalu saja ada yang masuk dan keluar karena ramainya pengunjung. Pemuda itu masih sabar untuk menunggu apabila rumah makan telah sepi dari pengunjung. Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya kedai itu mulai kelihatan sepi. Sang pemuda dengan sifat yang segan dan
malu-malu dia masuk ke dalam restoran tersebut. "Tolong berikan saya semangkuk nasi putih." Dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan. Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini yang hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun. Sang pemilik kedai pun lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya. Ketika pemuda ini menerima nasi putih, lalu ia berkata dengan pelan : "bolehkah saya meminta sedikit kuah sayur diatas nasi saya." pemilik rumah berkata sambil tersenyum :
"Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar !" pemuda itu merenung sejenak karena kuah sayur itu gratis. Lalu ia mengambil kuah sayur dan ia melahap nasi putih itu dengan bernapsu karena sepanjang hari ini ia baru makan. Setelah habis makan ia menghampiri pemilik rumah makan, dan ia memesan semangkuk lagi nasi putih.
"Semangkuk tidak cukup anak muda, baiklah anak muda berikan lebih banyak lagi nasinya." kata pemilik kedai dengan tersenyum ramah kepada pemuda ini.
"Bukan, saya sudah cukup kenyang, nasi ini akan saya bawa pulang, besok akan membawa ke sekolah
sebagai makan siang saya !" sahut pemuda tersebut. Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin diluar kota , demi menuntut ilmu datang kekota, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti. Berpikir sampai disitu pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini. Melihat perbuatannya, sang istri mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan di bawah nasi ?
Suaminya kemudian membisik kepadanya,"Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk dinasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika dia pergi ketempat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk
bersekolah."
"Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya." kata sang istri banga kepada suaminya
"Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku ?" Goda sang suami.
Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain.
Setelah selesai makan sang pemuda ini pamit kepada mereka. Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.
"Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat !" kata pemilik rumah makan sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi. Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu. Mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah
kerumah makan tersebut, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari. Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi di bungkusnya. Tak terasa pemuda itu telah tamat semenjak ia memakan di rumah makan tersebut. Selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi ke rumah makan.
Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah
surat bahwa rumah makan mereka harus digusur. Sehingga kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan di luar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan dengan hati yang galau. Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor bonafid.
"Apa kabar?, saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya untuk kalian. Kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya
akan dibagi 2 dengan perusahaan." kata seorang pemuda yang yang bonafid.
"Siapakah direktur diperusahaanmu ?, mengapa begitu baik terhadap kami? saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia !" sahut sang suami. sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.
"Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu, yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya." jawab pemuda itu. Maka berangkatlah suami istri ini menuju perusahan yang meminta mereka di antar oleh pemuda itu. Setelah mereka tiba, mereka di sambut oleh di rektur perusahan itu. Suami istri megamat amati sang di rektur, pikir mereka wajahnya tidaklah asing. Sang di rektuk pun akhirnya memperkenalkan dirinya yang dulu makan nasi putih di rumah makan mereka.
Ternyata pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini telah muncul. Setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses untuk kerajaan bisnisnya. Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan
dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang. Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam2 berkata kepada mereka :"bersemangat ya ! di kemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok !".
CATATAN:
Renungan di atas adalah suatu ajaran bagi kita tentang pemberian yang tulus dari pemilik rumah makan. Mereka selalu terbuka kepada siapa saja yang masuk ke tempat mereka jika ada yang membutuhkan. Sejenak bila kita renungan dengan apa yang kita lakukan masih belum tentu untuk bisa membantu dalam jangka yang cukup lama seperti pemilik rumah makan. Memang jika kita membantu seseorang itu mendatangkan kebanggan tersendiri buat kita, tetapi bila dengan jangka yang begitu lama apa kita masih tetap bangga untuk membantu? Firman Tuhan berkata: 'Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.' Amsal 19: 17. Tuhan akan memegang janjiNya, jika kita menaruh belas kasihan kepada yang lemah. Tuhan akan memenuhi itu baik cepat mau pun lambat, dan yang pasti janji Tuhan ya dan amin
"Apa yang kita tabur itu juga yang akan kita tuai". Jika kita hidup memberikan mereka hidup maka Tuhan akan memberikan kita kehidupan yang kekal buat kita. Amin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar