Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)
Di suatu masa hiduplah seorang bapak tua yang sangat dikenal di seluruh negeri karena kebijaksanaannya. Suatu hari seorang anak muda ingin mengetes apakah orang itu benar-benar bijaksana. Ia berpikir di dalam hatinya, "Aku akan membawa kepada orang tua itu seekor burung yang masih hidup. Aku akan memegang burung itu di belakangku, dan aku akan bertanya kepadanya, apakah burung yang aku pegang di belakangku itu hidup atau mati. Jika ia berkata burung itu hidup, aku akan mencekik leher burung tersebut sampai ia mati. Sebaliknya jika ia berkata burung itu mati, maka aku akan memperlihatkan kepadanya bahwa ternyata burung tersebut hidup. Ini pasti akan membuktikan bahwa ia tidak sebijak seperti yang diketahui masyarakat negeri ini."
Dengan rencana itu di dalam pikirannya, si anak muda menemui si orang tua bijak tersebut dan berkata kepadanya, "Pak tua yang bijak, aku mempunyai seekor burung ditanganku. Dapatkah engkau mengatakan kepadaku, apakah burung yang aku pegang tersebut hidup atau mati?" Orang bijak tersebut berpikir sejenak, kemudian ia menjawab, "Anak muda, mati dan hidupnya burung tersebut ada di dalam tanganmu. Jika engkau mengingini burung itu mati, maka ia akan mati. Sebaliknya, jika engkau mau ia tetap hidup, maka iapun akan hidup." Anak muda itupun mengakui bahwa orang tua tersebut benar-benar bijak.
Kisah di atas menjadi gambaran bagi kehidupan kita. Di tangan kitalah terdapat keputusan yang akan menentukan apa jadinya kita di masa depan nanti. Jika kita memutuskan untuk mematikan harapan-harapan kita, atau membiarkan orang lain mematikannya, maka harapan-harapan itupun akan mati. Jika kita memutuskan untuk tetap menjalani hidup yang bergelimang dosa, maka kita akan menuai kebinasaan karena dosa tersebut. Sebaliknya jika memutuskan untuk membelokkan arah hidup dengan membenahi kekeliruan-kekeliruan dan dosa selama ini, maka kehidupan yang lebih baik akan menjadi milik kita.
Masalahnya sekarang, keputusan apa yang harus kita ambil. Jangan pernah salahkan orang lain atas keadaan Anda sekarang, karena Anda sendiri yang menentukan pilihan hidup Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar