Bacaan Alkitab malam hari ini: Keluaran 6:13-7:25
Firaun
adalah seorang yang keras hati. Dia tidak peduli terhadap teguran
Allah. Saat Musa dan Harun menyampaikan permohonan kepada Firaun agar
umat israel diizinkan untuk pergi ke padang gurun sejauh tiga hari
perjalanan, Firaun bukan hanya menolak, tetapi dia juga menghina Allah
Israel, bahkan dia semakin menindas bangsa Israel (5:1-9).
Perkataan Firaun yang menghina Allah Israel itu seperti suatu tantangan
yang membuat Allah membebaskan umat-Nya dengan cara menjatuhkan
berbagai hukuman yang berat terhadap bangsa Mesir (6:5).
Bila dalam 7:3 dan berbagai ayat yang lain (4:21; 9:12; 10:1,20,27; 11:10; 14:4,8,17)
dikatakan bahwa Allah mengeraskan hati Firaun, hal itu tidak berarti
bahwa tindakan Firaun merupakan inisiatif dari Allah sehingga Firaun
tidak perlu bertanggung jawab atas tindakannya. Dalam berbagai ayat yang
lain dikatakan bahwa Firaun sendiri juga memutuskan untuk mengeraskan
hatinya (7:13,14, 22; 8:15; 9:7,34-35; 13:15)
sekalipun dia telah melihat kuasa Allah yang menekan bangsa Mesir
dengan keras. Oleh karena itu, bisa kita simpulkan bahwa perkataan
“Allah mengeraskan hati Firaun” bisa kita tafsirkan sebagai Allah
membiarkan Firaun mengeraskan hatinya sendiri, sehingga Firaun harus
bertanggung jawab atas sikap dan kelakuannya.
Dalam 2 Petrus 3:9,
Rasul Petrus mengatakan bahwa Tuhan Yesus tidak lalai menepati
janji-Nya (yaitu janji untuk datang kembali ke dunia ini guna menghakimi
orang berdosa), tetapi Tuhan Yesus masih belum datang juga sampai
sekarang karena Dia mengharapkan agar lebih banyak orang berdosa yang
berbalik dan bertobat. Oleh karena itu, bila Anda masih hidup dalam
dosa, Anda harus segera bertobat!
2 Petrus 3:9
“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”
sumber: http://saatteduh.wordpress.com/2013/03/05/kekerasan-hati-firaun/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar