Senin, 07 Desember 2009

Hati yang Murni

Suatu ketika hiduplah sebuah keluarga miskin di sebuah pedalaman India. terdiri dari seorang anak kecil yang masih bayi dan seorang ibu. Sedangkan kepala keluarga yang telah lama meninggal dunia akibat sakit keras. sehingga mau ga mau ibu tersebut terlibat langsung menjadi kepala keluarga. Kehidupan yang mereka jalani sangatlah mengharukan. tanpa adanya bantuan dari orang lain. makanan yang mereka dapatkan dari jerih payah sendiri yang mereka tanami. dan sisanya untuk membeli kebutuhan lainnya.

Waktu terus berjalan bersama berkembangnya kehidupan anak tersebut. setelah tiba saatnya anak itu untuk sekolah, tibalah saat penderitaan baru yang harus mereka jalani. suatu hari anak itu menjumpai ibunya untuk mengatakan maksud yang lama telah dia pendam. “Ibu bolehkah aku sekolah seperti anak-anak lain?” lalu ibunya menjawab: “bagaimana mungkin kamu sekolah sedangkan untuk menghidupi kebutuhan kita saja, kita sulit.” dengan merengek anak itu mengatakan kembali. “kalau aku tidak sekolah bagaimana aku bisa pintar dan berteman dengan anak-anak lain? lalu ibunya menjawab: “ya memang, tapi kamu harus tau kalau kamu sekolah itu membutuhkan biaya!!, kita harus membeli baju sekolahmu dan buku-buku yang harus kamu baca.” tapi anak itu terus merengek untuk mewujudkan impiannya. Akhirnya ibu itu menyetujui untuk menyekolahkan anak itu.

Setelah beberapa bulan anak itu mempunyai niat baru yang harus ia katakan kepada ibunya “ibu, kamu tau kalau sekolahku begitu jauhnya, aku harus pergi subuh-subuh dan sampai kembali kerumah pada sore hari, aku ingin agar engkau mau mengantarkanku pergi sekolah dan menjemputku dari sekolah.” lalu ibunya menjawab. “kamu ini bagaimana sih, bagaimana ibu bisa mengantarkanmu pergi dan menjemputmu? siapa yang akan menhidupi kita kalau aku harus seperti itu” lalu anak itu merengek kembali agar ibunya mau mengantarkan dan menjemput kesekolah. lalu ibunya mengatakan kembali “baiklah anakku, hanya ada satu jalan agar keinginanmu bisa terwujud, pergilah engkau ke desa sebelah utara dan jumpailah mas-mu yang ada disana. akhirnya anak itu bergi menjumpai masnya dan desa sebelah utara. pada saat ia sampai di rumah mas-nya ia mengetuk pintu “tok-tok-tok, mas kris...., mas kris...,” lalu terdengar suara dari dalam, “siapa itu??” lalu anak itu menjawab “adikmu” lalu mas tersebut membukakan pintu dan mempersilahkan anak itu masuk. setelah sampai didalam ruang tamu anak itu menceritakan keinginannya agar ia memiliki teman saat ia pergi sekolah, akhirnya masnya menyanggupi untuk mengantarkan dan menjemput dia kesekolah.

Setahun kemudian, ada pengumuman dari sekolah yang mengatakan bahwa seminggu lagi kepala sekolah akan berulang tahun, semua teman anak itu berupaya untuk mencarikan kado yang terbaik buat gurunya itu dan tibalah anak itu kembali ke ibunya dan mengatakan maksudnya.... “ibu, besok adalah hari ulang tahun guruku, dan teman-temanku akan membawakan kado yang terbaik buat guruku, bolehkan aku memberikan kado untuk guruku...” lalu ibunya menjawab “bagaimana mungkin kita memberikan kado buat gurumu sedangkan untuk membeli kebutuhan kita saja kita tidak bisa..” tapi teman-temanku membawanya dan aku harus datang karena aku diundang” lalu ibunya menjawab “bagaimana mungkin, ibu tidak memiliki uang ataupun barang yang pantas untuk diberikan kepadanya” lalu anak itu merengek kembali. lalu ibu itu mengatakan “anakku, pergilah ke desa sebelah utara dan kau jumpiilah mas-mu yang ada disana...” lalu anak itu pergi dan menjumpai masnya. tok..., tok...,!! terdengar suara dari dalam, “siapa itu” lalu anak itu menjawab “aku, adikmu” lalu mas tersebut membukakan pintu dan mempersilahkan masuk. sesampai didalam anak itu menceritakan keinginannya kepada masnya. lalu mas itu memberikannya sebuah cangkir, dengan gembiranya anak itu membawa pulang hadiah yang akan ia berikan kepada gurunya.

Esok harinya ia begitu bangganya pergi ke rumah gurunya, sesampai dirumah gurunya ia berjumpa dengan beberapa temannya yang telah membawakan kado yang besar-besar. Dan acarapun akan dimulai... pertama-tama adanya kata sambutan yang dibawakan oleh gurunya langsung. Setelah beberapa session telah terlewati, tibalah saatnya untuk memberikan kado kepada gurunya, pertama bagi para murid yang membawa kado paling besar akan memberikan kepada gurunya dan yang paling terakhir adalah yang membawa kado paling kecil. Hingga tibalah anak itu memberikan kado kepada gurunya. “guru, terimalah kadoku ini sebagai ucapan selamat ulang tahun untukmu” lalu guru itu menerima kado yang diberikan anak itu, dan pada saat guru itu menuangkan isi cangkir itu terlihatlah bahwa isi dari cangkir itu adalah susu yang begitu sedapnya dan sangat harum. etelah guru itu menuangkan cangkir itu dia menyadari kalao dia telah menuangkan cangkir itu begitu lama, tapi isi cangkir itu tetap tidak habis-habis...! dan dia merasa heran takjub melihat cangkir itu. lalu guru itu menjumpai anak itu dan menanyakan kepadanya “darimana kau mendapatkan cangkir ini” dengan bangganya anak itu menjawab “wow, aku mendapatkannya dari kakakku, yang tinggal de desa sebelah utara” lalu guru itu menjawab maukah kau mempertemukan aku dengan kakakmu” lalu anak itu menjawab “dengan senang hati guru” lalu anak itu bersama gurunya pergi beserta bebarapa orang yang menhadiri persta itu pergi menjumpai kakaknya. setelah sampai dirumah kakaknya anak itu memanggil “mas..., mas..., mas..., tapi tidak ada jawaban dari dalam, lalu anak itu memanggil lagi”mas kris..., mas kris..., mas kris.., tapi tetapi tidak ada jawaban..., setalah beberapa kali anak itu memanggil tapi tetap aja tidak ada jawaban.

Akhirnya gurunya dan beberapa temanya merasa kecewa dan mengolok-olok anak itu, akhirnya gurunya dan teman-temanya pergi pulang meninggalkan anak itu. setelah semuanya pergi muncullah kakaknya. dan bertanya “! adikku, mengapa engkau menangis.., lalu anak itu menjawab “tadi guruku datang beserta beberapa temanku karena engkau telah memberikan kado untuknya. tapi mengapa engkau tidak muncul juga??” lalu kakaknya mendekap anak itu dan merangkulnya,dalam rangkulan kakaknya ia semakin menanggis dengan keras.sang kakak pun tidak terasa ikut menanggis. dalam dekapan kakaknya berkata: “adikku, sebenarnya aku dari tadi telah disini dan dekat denganmu, kamu tahu, hanya orang yang memiliki hati sepertimu yang dapat melihat aku...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar