Ada seorang wanita tua yang lemah fisiknya. Ia seorang janda. Ia tinggal menumpang di rumah anaknya laki-laki. Anaknya ini sudah mempunyai isteri dan seorang anak perempuan yang masih kecil. Hari demi hai berlalu, keadaan wanita ini semakin lemah dimakan usia. Penglihatan dan pendengarannya pun semakin berkurang. Kadang-kadang pada saat makan, ke dua tangannya gemetaran, sehingga tidak jarang sendok atau garpunya jatuh, bahkan piring makannya pun jatuh dan pecah. Anak dan menantunya jengkel melihat cara wanita tua itu makan, tetapi tidak mau menolongnya.
Pada suatu hari, setelah wanita tua itu menjatuhkan piring lagi, mereka saling berkata satu kepada yang lain ”Saya sudah tidak sabar melihat ibu seperti itu,” kata isterinya, ”Saya juga tidak mengerti bagaimana caranya memberi tahu dia,” sahut suaminya. Kemudian mereka mempunyai ide, yaitu menyediakan piring-piring kertasuntuk tempat makan wanita tua itu. Setiap kali makan, wanita tua itu duduk memandang dengan mata kosong sambil mengeluarkan air mata. Kadang-kadang anak laki-laki dan menantunya berbicara kepadanya sementara ia makan, tetapi baisanya hanya untuk mengomelinya karena ia telah menjatuhkan sendok, garpu atau piringnya. ”Jangan menjatuhkannya lagi ya, makan saya jadi tidak enak,” demikian suara yang sering terdengar di telinga wanita tua itu.
Suatu malam, anak laki-laki dan isterinya serta anak mereka mendatangi sebuah resepsi pernikahan. Setelah beberapa acara dinikmati, tibalah saatnya untuk makan. Di situ disediakan piring-piring kertas untuk tempat buah-buahan atau kue. Beberapa saat kemudian terlihat gadis kecil anak mereka mengumpulkan piring-piring kertas bekas yang diletakkan sembarangan oleh para tamu undangan.
Orang tuanya dengan agak kesal bertanya, ”Apa yang sedang kamu lakukan?” ”Aku sedang mengumpulkan piring-piring kertas ini untuk bapak dan ibu, kalau nanti aku sudah besar, supaya tidak ada lagi piring-piring yang pecah” jelas gadis kecil itu.
Ke dua orang tuanya memandangi gadis kecil mereka selama beberapa waktu, lalu menangis.
Malam itu mereka cepat-cepat pulang untuk menemui ibu mereka dan memohon ampun dan maaf karena sikap mereka yang tidak bak selama ini. Sejak saat itu mereka melayani ibunya dengan kasih dan tidak lagi memberi piring kertas untunya ketika makan.
Menghormati orang tua adalah ketetapan Allah. Jika Anda masih memiliki orang tua, entah itu bapak atau ibu, hormati, hargai dan rawatlah supaya Anda diberkati.
Jika Anda tidak mempunyai orang tua lagi, perhatikan kehidupan orang-orang yang sudah tua dan tidak berdaya, terutama janda-janda di lingkungan Anda, dan Allah akan memperhatikan kehidupan Anda.
Sumber: Manna Sorgawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar