Jumat, 05 Februari 2010

Anak Yang Berbakti

Suatu cerita di daerah Changchun , daratan China, tinggalah sepasang keluarga yang sangat berbahagia. Pasangan suami istri ini memiliki seorang anak yang memberikan kebahagian di tengah2 keluarga tersebut. Li Yuanyuan nama anak mereka. Li yuanyuan memang anak yang pintar dan periang. Ia selalu saja bisa membuat orang tuanya tersenyum dengan tingkahnya yang jenaka. Ketika Yuanyuan berusia 7 tahun terjadilah sebuah kecelakaan lalu lintas yang benar-benar telah merubah kehidupannya. Karena kecelakaan ini ibunya mengalami kelumpuhan pada kedua kaki yang dan tidak lama kemudian ayahnya pun meninggal dalam kecelakaan itu. Sejak saat itu, Yuanyuan menjadi tulang punggung rumah tangga. Karena tidak ada penghasilan Yuanyuan menghidupi keluarga dengan menjadi pemulung, uang hasil kerja kerasnya habis terpakai untuk mengurus sang ibu.Rasa bakti Yuanyuan kepada orang tua sangat menyentuh hati para tetangga, banyak tetangga yang dengan sukarela memberi bantuan kepada sang ibu dan putrinya ini. Karena sepanjang tahun hanya mampu berbaring, otot kaki sang ibu sering kejang, sakitnya tak tertahankan. Ada seorang tetangga yang berprofesi sebagai seorang dokter tradisional tua, setiap hari membantunya memberikan terapi akupunktur terhadap ibunya, bahkan ia pun belajar menggunakan teknik akupunktur sederhana. Sejak berusia 11 tahun sampai sekarang, Yuanyuan sudah dapat menggunakan teknik akupunktur untuk meringankan rasa sakit ibunya. hingga di suatu saat ia berkenalan dengan seorang pemuda yang sederhana. Tiga tahun menjalin hubungan dengan pemuda itu, akhirnya Yuan-yuan menikah. Setahun kemudian, Yuanyuan melahirkan seorang putri. Namun di mana pun dan kapan pun, Yuanyuan tidak pernah meninggalkan sang ibu, dia dan suaminya bersama-sama memikul tanggung jawab mengurus sang ibu. Dua tahun kemudian, sang suami harus pergi ke kota lain untuk bekerja bangunan di proyek perumahan. Tinggalah yuan-yuan sendiri yang merawat anaknya dan ibunya. Dengan tidak pernah putus asa, Yuan yuan selalu memanggul ibunya bila mau ke kamar mandi, dan ia membuat makanan sebelum ia pergi mencari nafkah. Sedang suami yuan-yuan hanyalah seorang pekerja bangunan yang gajinya tidak seberapa besar. Yuan-yuan hanya mendapat kiriman dari sang suami,itu pun tidak seberapa cukup. Maka ia harus giat mencari tambahan buat biaya hidup mereka.

Di suatu hari, saat Li Yuanyuan mencari barang-barang bekas, seorang tetangganya berlari-lari memanggil yuan-yuan. Ia memberitahu bahwa ibunya terkena serangan jantung. mendengar berita tersebut,Yuan-yuan berlari dengan mengendong anaknya menuju rumah. Tiba di rumah ia melihat kondisi ibunya. Sang ibu hanya merintih rintih ketika melihat kedatangan yuan-yuan.
Karena khawatir dengan penderitaan ibunya, Yuan-yuan lalu memakaikan baju hangat bagi anak dan sang ibu, ia mau membawanya ke puskesmas. Yuanyuan berjongkok di depan sang ibu, meletakkan kedua kaki ibu di pinggangnya lalu memanggul sang ibu, kemudian menggendong putrinya yang berdiri di atas tempat tidur.Kedua tangan Yuanyuan dipakai untuk menyangga sang ibu, sedangkan sang ibu membantu merangkul cucunya mengitari leher Yuanyuan. Dengan cara inilah tiga orang tersebut saling berangkulan dengan susah payah pergi ke puskesmas. Orang-orang yang berlalu lalang di jalan memandang mereka bertiga dengan mata terbelalak, semua takjub melihat seorang wanita yang kelihatannya kurus lemah justru memiliki tenaga untuk memanggul satu orang sambil menggendong satu lagi. Setiba di puskemas banyak yang terheran demi melihat yuan-yuan mengendong ibunya sambil membawa anaknya. Setelah keadaanya membaik. yuan-yuan membawa ibunya pulang ke rumah dengan cara yang sama saat mereka pergi ke puskesmas. Setiba di ujung rumahnya, banyak para tetangga menunggu kedatangan mereka. Dan mereka di sambut dengan begitu terharu oleh para tetangganya. Selama sang ibu lumpuh 21 tahun, selama 21 tahun itu pulalah Yuanyuan terbiasa memanggul dan merawat ibunya. Bahkan ia tidak pernah lelah jika harus mengendong ibunya kemana pun. Meskipun rumah tangganya tidak terbilang kaya, mereka sangatlah puas. dalam penderitaan sang ibu, dia sangat puas, dia merasa diri-nya sama dengan orang tua lain yang juga telah menikmati kehangatan keluarga. Bagi Yuanyuan, selama 21 tahun ini, dia merasa dirinya sangat bahagia, karena dia adalah seorang anak yang masih memiliki seorang ibu, dan ia bisa berbakti kepada orang tuanya.

CATATAN:
Cerita di atas adalah suatu renungan bagi kita, disaat posisi kita menjadi seorang anak. Apa yang bisa kita lakukan terhadap orang tua kita? Sudahkah kita memberikan sesuatu kepada orang tua kita? bahkan disaat mereka tidak mampu lagi. Sebab, pada generasi akhir jaman ini banyak sekali anak-anak yang yang akan melawan dan memberontak terhadap orang tuanya. Bahkan tidak sedikit, generasi sekarang ada yang menghina dan mengabaikan orang tuanya di saat mereka tua. Maka kita sebagai anak-anak Tuhan, bisa menunjukan kepada orang tua kita, bahwa kita juga bisa membaktikan diri kita sebagai anak yang mengasihi orang tua. Dan Firman Tuhan mengatakan, 'Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita, biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau.' Amsal 23: 25. Sebagai generasi anak-anak Tuhan, kita bisa melakukan seperti Yuan-yuan, maka orang tua kita akan merasa berbahagia memiliki anak yang berbakti dan mengasihi mereka. Dan mereka puas dengan kehadiran kita sebagai anak. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar