Senin, 07 Juni 2010

GODAAN LANGKAH TENGAH

Saya pernah berkomitmen untuk berolahraga setiap hari. Dan, untuk memenuhi komitmen saya tersebut, maka saya membeli sebuah alat olahraga. Ketika memulai komitmen itu, semangat saya berkobar-kobar; tiada hari tanpa olahraga. Namun sayang, komitmen tersebut tidak bertahan lama. Beberapa waktu kemudian semangat saya mulai pudar dan akhirnya saya berhenti berolahraga. Godaan untuk berhenti yang paling besar adalah godaan yang muncul di langkah tengah.
Asaf pernah tergoda untuk berhenti dari segala upayanya menjaga kekudusan di hadapan Tuhan. Ia merasa bahwa segala upayanya sia-sia tatkala melihat orang fasik ternyata bisa hidup lebih baik. Dalam pikirannya, ia mengira bahwa seharusnya orang fasik dihukum Tuhan dan orang benar diberkati. Akan tetapi kenyataan yang dilihatnya malah yang sebaliknya. Meski demikian, dalam perjalanan melewati pergumulan tersebut Alkitab mencatat bahwa akhirnya Asaf bertobat dan kembali melangkah. Apa yang membuatnya kembali melangkah? Ketika melihat garis akhir, ia sadar bahwa selama ini ia memandang segala sesuatu berdasarkan pikirannya sendiri, bukan dari sudut pandang Allah. Ia hanya melihat apa yang ada di depan mata, bukan garis akhirnya.

Dalam perjalanan hidup kristiani, kita bisa mengalami apa yang dialami Asaf. Kita bisa tergoda untuk berhenti di tengah jalan. Kita mungkin melihat seolah-olah segala upaya mengikut Tuhan sia-sia, karena Tuhan tidak melakukan seperti apa yang kita inginkan atau pikirkan. Maka, penting sekali kita memelihara pengharapan dengan melihat garis akhir kehidupan setiap orang, menurut sudut pandang Allah.

73:1. Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.

Penulis: Riand Yovindra - www.renunganharian.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar