“Bu Lisa…., ada salam dari pak Daddy. Tadi saya ketemu beliau sepulang Jum’atan” kata Yusuf dan Laturdin sambil tersenyum manis padaku.
“Oh terimakasih…., bagaimana keadaan pak Daddy..?” jawabku sambil mengenang kembali pak Daddy. Beliau mantan bossku, dan pak Daddy sudah pensiun sekitar lima tahun lalu dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Pertanian di Jawa Barat. Beliau pribadi yang sangat menyenangkan, tenang dan penuh kasih.
Pak Daddy tidak hanya mengenal kami para stafnya dengan baik, tapi beliau juga mengenal dengan baik semua anggota keluarga stafnya.
Saya masih ingat, bagaimana pak Daddy dengan bijak menerima anak-anak kecil staf wanitanya yang terpaksa juga kekantor karena para pembantu pulang saat Lebaran atau libur panjang.Dan Anda tahu sendiri, bagaimana anak-anak kecil itu begitu riuh berlarian kesana –kemari, celoceh mereka yang penuh kejenakaan. Bahkan juga tangis mereka yang melengking tanpa mau perduli dengan keadaan sekeliling bila ada sesuatu yang diinginkan atau mereka rewel karena mengantuk.
Aku sendiri mengalami semua kenangan itu. Anak balita yang dibawa kekantor, mengutak-ngutik computer dengan riangnya. Mencoret-coret buku dengan gambar khas kanak-kanak, dan tidur pulas dibangku boss yang empuk, sehingga beliau ngalah duduk dikursi kosong.
“Pak Daddy masih begitu ceria dan baik hati seperti dulu….. Bahkan wajahnya semakin Nampak teduh…. Tidak Nampak ada ketuaan di wajah beliah….” Kata Laturdin memecahkan lamunanku.
Kuceritakan semua kenanganku tentang semua kebaikan pak Daddy pada Laturdin.
“Pak Daddy memang pribadi yang hebat, dan penuh perhatian pada orang disekelilingnya. Karena kebaikan dan kasih sayang beliau, semua orang yang mengenalnya sangat melindungi beliau dan keluarganya…” kata Laturdin dengan tersenyum.
“Pak Daddy paling cepat meringankan tangannya menolong tetangga atau lingkungannya yang kesusahan atau sedang punya hajat. Bila ada orang dilingkungannya yang sedang kesusahan, sakit atau meninggal, tanpa mengenal waktu, beliau yang akan datang menawarkan bantuan. Meminjamkan mobilnya lengkap dengan sopir dan bensin yang penuh untuk dipakai keluarga yang bersedih. Juga kalau ada yang punya hajat, mobilnya bebas dipakai mereka.
Tutur katanya juga begitu halus dan sangat menghormati. Sungguh bu Lisa, saya sangat kagum gaya pak Daddy memperlakukan isteri dan kedua putranya. Tutur katanya begitu lembut dan mesra sekali. Sehingga tak aneh kalau isteri dan anak-anaknya juga berperilaku sopan dan menyenangkan. Suasana rumah mereka begitu nyaman dan damai. Saya sendiri kalau main kesana, merasa sangat betah sekali.
Pernah saya naik mobil beliau saat mendampingi pak Daddy rapat. Jalan didepan kami macet, rupanya ada kecelakaan di depan. Sebuah mobil menyerempet sebuah gerobak bakso, dan gerebok itu terbalik dan memuntahkan semua isinya, bakso-bakso bertebaran dijalan. Dan si tukang bakso terduduk lesu dipinggir jalan dengan wajah tertekuk sedih dengan berlinangan air mata. Sementara sopir mobil yang menyerempet dengan makian kasar malah memarahi tukang bakso karena mobilnya yang lecet.
Bu Lisa, saya dapat melihat kedukaan di wajah pak Daddy waktu menyaksikan semua kejadian itu. Tanpa banyak kata pak Daddy turun dari mobil dan menghampiri abang tukang bakso yang sedang bersedih.
‘Jangan sedih ya, beresi lagi gerobak bapak. Dan ini pakai buat modal ......’ kata pak Daddy sambil menepuk lembut pundak abang pedagang bakso itu dan menyelipkan amplop dari kantor untuk perjalanan dinas beliau, yang saya tahu belum berkurang jumlahnya, jumlah yang lebih besar dari kerugian si abang bakso itu. Dan semua itu dilakukan tanpa beban, yang ada hanya rasa kasih yang tulus.”
Saudaraku terkasih,
Setiap kebaikan dan cinta kasih yang kita tebarkan untuk sesama kita, baik itu kita kenal melalui suami, isteri, anak-anak, orang tua dan saudara-saudara, maupun melalui orang disekeliling kita.
Semuanya tidak akan membuat kita menjadi miskin, tetapi bila kita merenungi akan berkat yang terus mengalir dalam hidup kita, baik berupa kebahagiaan, kedamaian, kesehatan, pekerjaan, saudara-saudara yang mengasihi kita, teman-teman yang selalu mendukung kita. Ternyata semuanya itu dikembalikan ALLAH semakin berlipat kepada kita, yang membuat kita semakin kaya raya dalam kelimpahan.
Selamat menebar kasih.
(1 Tesalonika 3:12) Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.
And may the Lord make you to increase and excel and overflow in love for one another and for all people, just as we also do for you,
LORD JESUS, bless you and me, now and forever. Amen.
Depok, 29 Januari 2011
Sumber: Renungan Siang Lisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar