Baca: Kejadian 7
Ayat Mas: Pada
hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh, dan
isteri Nuh, dan ketiga isteri anak-anaknya bersama-sama dengan dia, ke
dalam bahtera itu. (Kejadian 7:13)
Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 7-8
Paus Yohanes XXIII pernah berkata, “Seorang ayah bisa dengan mudah memiliki anak. Jauh lebih sulit bagi seorang anak untuk bisa memiliki ayah yang sejati.”
Sebuah pernyataan yang menggelitik, tetapi diam-diam kita benarkan.
Memang, sekadar menjadi ayah sangat berbeda dengan menjadi ayah sejati.
Ayah sejati mengesampingkan kepentingan dirinya sendiri sejak ia
memiliki anak. Ayah sejati mendampingi dengan kasih saat sang anak
tertatih belajar menjalani hidup. Ayah sejati tak hanya mempersiapkan
warisan duniawi, tetapi menurunkan iman yang membawa pada hidup kekal.
Sebagai
ayah, Nuh menunjukkan tanggung jawabnya sebagai pemimpin yang
mengarahkan hidup seluruh keluarganya. Walau dunia tempat tinggal mereka
sudah begitu kacau karena kejahatan dan ketidaktaatan, Nuh tetap
bertahan hidup benar dan tidak bercela (Kej 6:9).
Tentu itu bukan hal mudah baginya. Namun ia sanggup melakukannya,
karena ia bergaul karib dengan Tuhan. Tak heran ia mendapat kasih
karunia istimewa dari Tuhan. Dan, tak berhenti di situ saja. Ia
menurunkan kepercayaannya itu kepada seluruh keluarganya. Buktinya, di
tengah masyarakat yang bersikeras tak mau mendengar peringatan Nuh,
istri, anak, dan menantunya masih mau percaya dan mengikutinya. Dan,
ketika mereka mengikuti pimpinan Nuh, mereka pun selamat dari kebinasaan
(Kej 7:23).
Para
ayah, di tangan Anda ada mandat Tuhan untuk memimpin keluarga Anda pada
kehidupan sejati dalam Kristus. Hiduplah karib dengan Tuhan, maka
seluruh keluarga Anda akan mengikuti dengan rela, percaya, dan sukacita.
KETIKA AYAH MENELADANKAN KETAATAN KEPADA TUHAN, MAKA KELUARGA AKAN MEMBERI RESPON YANG SEPADAN
sumber: http://saatteduh.wordpress.com/2013/03/15/ayah-sejati/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar