Secara umum, orang Israel adalah orang yang bebal. Mereka telah menyaksikan dengan mata mereka sendiri bagaimana tangan Allah yang kuat membebaskan umat-Nya dari penjajahan di Mesir. Seharusnya telah jelas bagi mereka bahwa Allah Israel jauh lebih berkuasa daripada bangsa Mesir serta dewa-dewi yang mereka sembah Oleh karena itu, sebenarnya kesangsian orang Israel terhadap kemampuan Allah untuk melindungi mereka dari kejaran tentara Firaun itu amat keterlaluan. Tampak jelas bahwa alam pikir orang Israel yang bebal itu tidak berubah saat mereka melihat kenyataan tentang bagaimana tangan Allah yang kuat telah membuat bangsa Mesir dan dewa-dewi mereka menjadi tidak berdaya.
Kehidupan orang Kristen pun seharusnya dibentuk oleh pembaruan hidup yang dialami saat seseorang percaya kepada Tuhan Yesus (2 Korintus 5:17; Galatia 2:20). Saat kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita dimeteraikan dengan Roh Kudus (Efesus 1:13). Roh Kudus itulah yang mengubah sikap kita terhadap dosa dan mengubah cara pandang kita tentang kehidupan. Sekalipun demikian, pola pikir kita yang lama tidak hilang dan tidak bisa berubah bila kita tidak memiliki kesadaran untuk mengubah pola pikir kehidupan yang lama dengan pola pikir kehidupan yang baru (Bandingkan dengan Roma 12:2). Bila kita mengikuti pimpinan Roh Kudus untuk menerapkan pola pikir kehidupan yang baru dalam realitas kehidupan kita sehari-hari, maka kehidupan yang baru akan terwujud dalam hidup kita. Akan tetapi, bila kita menolak pimpinan Roh Kudus, kehidupan kita tidak akan berbeda dengan kehidupan orang yang tidak beriman, dan kita bisa disebut sebagai seorang Kristen KTP.
Roma 12:2
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
sumber http://saatteduh.wordpress.com/2013/03/11/kebebalan-orang-israel/
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar