Senin, 31 Mei 2010

Keilahian Yesus Kristus (I)

Keilahian Yesus Kristus
Orang Kristen menyatakan
bahwa Yesus Kristus adalah
Tuhan yang menjelma
menjadi manusia, pengajaran
ini sangat penting. Jika
pengajaran ini benar maka
kekristenan unik dan
otoritatif, jika tidak maka
kekristenan tidak berbeda
dengan agama-agama yang
lain.
Prinsip dasar apologetika
kekristenan mengenai
keilahian Yesus Kristus
adalah:
1.Perjanjian Baru yang
mencatat kehidupan,
pengajaran, kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus
adalah dokumen yang dapat
diandalkan (lihat artikel
Keotentikan Naskah
Perjanjian Baru).
2.Yesus menyatakan bahwa
Dia adalah Tuhan yang
menjelma menjadi manusia.
3.Yesus membuktikan bahwa
Dia adalah Tuhan dengan
menggenapi nubuat(ramalan)
Perjanjian Lama, dengan
hidup tanpa dosa, dengan
mujizat-mujizat yang Dia
lakukan, dan dengan
kebangkitan-Nya dari
kematian.
Dengan demikian Yesus
Kristus adalah TUHAN.
Dalam artikel Keotentikan
Naskah Perjanjian Baru kita
mempelajari bahwa naskah
Perjanjian Baru dapat
diandalkan secara historis.
Perjanjian Baru tidak hanya
berisi sejarah secara garis
besar, tetapi juga terbukti
akurat secara mendetil.
Pendengar dan saksi mata
kehidupan Yesus
meneruskan kisah dari
perkataan dan hal-hal yang
dikerjakan Yesus.
Perkataan-perkataan Yesus
tidak hanya diingat tetapi
juga ditulis oleh saksi mata
yang dapat diandalkan
(Lukas 1:1-3).
PENYELIDIKAN
PERNYATAAN YESUS
SEBAGAI TUHAN
Ada banyak bukti yang
mengungkapkan pernyataan
Yesus mengenai
keilahiannya, yaitu :
1. Yesus menyatakan
diri sebagai Jehovah
Dalam Perjanjian Lama,
Tuhan menyatakan nama-
Nya sebagai JHWH atau
Jehovah. Dalam bahasa
Indonesia ditulis sebagai
TUHAN (kata 'tuhan' dengan
huruf besar semua). Misal
dalam Keluaran 6: 2-3,
"Selanjutnya berfirmanlah
Allah kepada Musa: "Akulah
TUHAN. Aku telah
menampakkan diri kepada
Abraham, Ishak dan Yakub
sebagai Allah Yang
Mahakuasa, tetapi dengan
nama-Ku TUHAN Aku belum
menyatakan diri."
Orang Yahudi menganggap
nama Jehovah (TUHAN)
begitu suci, sehingga mereka
tidak berani
mengucapkannya. Jehovah
adalah satu-satunya Tuhan,
selain itu adalah berhala atau
tuhan yang palsu. Jehovah
adalah Tuhan yang cemburu,
yang tidak akan membagikan
nama maupun kemulian-Nya
kepada yang lain.
Yesaya menulis, "Beginilah
firman TUHAN, Raja dan
Penebus Israel, TUHAN
semesta alam: "Akulah yang
terdahulu dan Akulah yang
terkemudian; tidak ada Allah
selain dari pada-Ku.
"'(Yesaya 44:6). "Aku ini TUHAN, itulah nama-
Ku; Aku tidak akan
memberikan kemuliaan-Ku
kepada yang lain atau
kemasyhuran-Ku kepada
patung." '(Yesaya 42:8). "Aku
tidak akan memberikan
kemuliaan-Ku kepada yang
lain'. (Yesaya 48:11).
TUHAN (Jehovah) tidak akan
membagikan nama, hormat
dan kemuliaan-Nya kepada
yang lain. Yang menarik
adalah perkataan-perkataan
Yesus dan tindakan-
tindakan-Nya membuat orang
Yahudi abad pertama
mengambil batu menuduh
Yesus menghujat
(menyamakan diri-Nya
dengan TUHAN).
Beberapa perkataan Yesus
yang menarik dipelajari:
Yesus mengatakan, "Akulah
gembala yang baik" (Yohanes
10:11), sedangkan Perjanjian
Lama mengatakan,"'TUHAN
adalah gembalaku" (Mazmur
23:1).
Yesus menyatakan Dia
adalah hakim atas segala
bangsa (Yohanes 5:27;
Matius 25:31), Perjanjian
Lama mengatakan TUHAN
adalah hakim segala bangsa
(Yoel 3:12).
Yesus mengatakan, "Akulah
terang dunia" (Yohanes 8:12)
, Perjanjian Lama
mengatakan ''TUHAN akan
menjadi penerang abadi
bagimu" (Yesaya 60:19). Yesus berdoa kepada Bapa
untuk berbagi kemuliaan
kekal-Nya, "Oleh sebab itu,
ya Bapa, permuliakanlah Aku
pada-Mu sendiri dengan
kemuliaan yang Kumiliki di
hadirat-Mu sebelum dunia
ada" (Yohanes 17:5)
Yesus mengatakan Dia
adalah yang awal atau Alfa
dan yang akhir atau Omega
(Wahyu 1:17), sama seperti
Yehovah dalam Perjanjian
Lama (Yesaya 44:6).
Pernyataan keilahian Yesus
sangat jelas di Yohanes
8:58, "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya
sebelum Abraham jadi, Aku
telah ada" Orang Yahudi
tanpa ragu-ragu mengerti
maksud perkataan ini .
Mereka tahu bahwa Yesus
tidak hanya menyatakan
keberadaan-Nya sebelum
Abraham, tetapi Yesus juga
menyatakan sama dengan
Tuhan. Ini menyebabkan
mereka mengambil batu
hendak melempari Yesus.
Dalam beberapa peristiwa
Yesus menyatakan diri-Nya
sama dengan Tuhan dengan
cara yang lain misal dalam
memberikan pengampunan
dosa, suatu pekerjaan yang
hanya bisa dilakukan Tuhan. Dalam Markus 2:10-11,
Yesus melakukan mujizat
sekaligus memberikan
pengampunan dosa: "Tetapi
supaya kamu tahu, bahwa di
dunia ini Anak Manusia
berkuasa mengampuni dosa." Yesus juga menyatakan
bahwa Dia mempunya kuasa
kehidupan, kuasa yang
hanya dimiliki TUHAN saja.
"Sebab sama seperti Bapa
membangkitkan orang-orang
mati dan menghidupkannya,
demikian juga Anak
menghidupkan barangsiapa
yang dikehendaki-
Nya." (Yohanes 5:21)
"Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya saatnya akan
tiba dan sudah tiba, bahwa
orang-orang mati akan
mendengar suara Anak Allah,
dan mereka yang
mendengarnya, akan
hidup." (Yohanes 5:25)
Yesus mengatakan bahwa
"supaya semua orang
menghormati Anak sama
seperti mereka menghormati
Bapa." (Yohanes 5:23). Dalam
kategori yang sama Yesus
mendorong murid-murid-
Nya,"percayalah kepada
Allah, percayalah juga
kepada-Ku." (Yohanes 14:1).
Yesus tanpa meninggalkan
keraguan, menyatakan diri-
Nya sejajar dengan Allah.
2. Pernyataan Yesus
sebagai mesias yang
dijanjikan
Perjanjian Lama memberikan
janji kedatangan mesias.
Mesias berarti yang diurapi,
seseorang yang diurapi
Tuhan untuk melakukan
penggenapan rencana
keselamatan bagi umat
manusia. Perjanjian Lama
memberikan gambaran
keilahian mesias. Ketika
Yesus menyatakan bahwa Dia
menggenapkan nubuat
tentang mesias, secara
langsung menyatakan
keilahian-Nya.
Sebagai contoh Yesaya
berbicara mengenai Mesias,
"Sebab seorang anak telah
lahir untuk kita, seorang
putera telah diberikan untuk
kita; lambang pemerintahan
ada di atas bahunya, dan
namanya disebutkan orang:
Penasihat Ajaib, Allah yang
Perkasa, Bapa yang Kekal,
Raja Damai." (Yesaya 9:5)
"Hai Sion, pembawa kabar
baik, naiklah ke atas gunung
yang tinggi! Hai Yerusalem,
pembawa kabar baik,
nyaringkanlah suaramu kuat-
kuat, nyaringkanlah
suaramu, jangan takut!
Katakanlah kepada kota-kota
Yehuda: "Lihat, itu
Allahmu!"' (Yesaya 40:9)
Dalam Daniel 7:13-14
dikatakan, "Dalam
penglihatanku pada malam
itu, kulihat sesuatu yang
seperti manusia. Ia datang
dengan dikelilingi awan lalu
pergi kepada Dia yang hidup
kekal dan diperkenalkan
kepadanya. Ia diberi
kehormatan dan kekuasaan
sebagai raja, sehingga
orang-orang dari segala
bangsa, suku bangsa dan
bahasa mengabdi kepadanya.
Kekuasaannya akan
bertahan selama-lamanya,
pemerintahannya tidak akan
digulingkan."
Ayat ini yang dikutip Yesus
ketika imam besar
menanyakan apakah Dia
mesias. "'Imam Besar itu
bertanya kepada-Nya sekali
lagi, katanya: "Apakah
Engkau Mesias, Anak dari
Yang Terpuji?" Jawab Yesus:
"Akulah Dia, dan kamu akan
melihat Anak Manusia duduk
di sebelah kanan Yang
Mahakuasa dan datang di
tengah-tengah awan-awan di
langit."'(Markus 14:61-62).
Ketika Perjanjian Lama
berbicara mengenai mesias,
Perjanjian Lama juga
berbicara mengenai
keilahiannya. Ketika Yesus
menyatakan Dia adalah
kegenapan Perjanjian Lama
mengenai mesias (Lukas
24:27,44; Matius 26:54),
Yesus mengkaitkan diri-Nya
sebagai Mesias yang
menggenapkan apa yang
telah tertulis di dalam
Perjanjian Lama. Ini sekaligus
menegaskan keilahian-Nya. 3. Yesus menerima
penyembahan
Perjanjian Lama melarang
penyembahan kepeda
siapapun kecuali kepada
Tuhan (Keluaran 20:1-5;
Ulangan 5:7-9). Yesus
tercatat menerima
penyembahan paling sedikit
sembilan kali:
Sebelum disembuhkan,
seorang sakit kusta
menyembah Dia (Matius 8:2).
Sebelum anaknya
dibangkitkan Yesus, seorang
kepala rumah ibadat
menyembah Dia (Matius 9:18).
Setelah Yesus melakukan
mujizat berjalan di atas air,
orang-orang yang berada di
dalam perahu menyembah Dia
(Matius 14:33).
Sebelum anaknya yang
kerasukan setan
disembuhkan, seorang
perempuan Kanaan
menyembah Dia (Matius 15:25)
Sebelum seorang kerasukan
setan disembuhkan, ia
menyembah Yesus (Markus
5:6).
Seorang buta yang telah
disembuhkan menyembah
Yesus (Yohanes 9:38)
Anak-anak Zebedeus dan ibu
mereka menyembah Yesus
(Matius 20:20)
Setelah kebangkitan-Nya,
murid-murid menyembah Dia
(Matius 28:9)
Sebelum memberikan perintah
untuk mengabarkan Injil,
murid-murid menyembah Dia
(Matius 28:17)
Yesus tidak menolak
penyembahan, dengan
demikian Yesus tidak
menolak orang-orang
memperlakukan Dia sebagai
Tuhan, ini menyatakan
keilahian-Nya.

Next

1 komentar:

  1. YESUS KRISTUS MEMANG BENAR ADALAH TUHAN SENDIRI, BERBAHAGIALAH KITA YANG MENGETAHUI KEBENARAN INI. GBU.

    BalasHapus