Bagian 1
Teks : Matius 11 : 25 – 27 Matius 12 : 18 - 21
Apa yang terlintas di pikiran anda bila mendengar kata Berhala? Kebanyakan orang memaknai berhala adalah sesuatu yang disembah, seperti misalnya patung ukiran, yang berbentuk dewa maupun yang berbentuk hewan, misalnya berbentuk naga dan symbol symbol hewan perkasa lainnya. Sesuatu yang kita per Tuhan itulah Berhala. Jadi cakupannya lebih luas dari yang sudah diuraikan di atas. Jadi Berhala itu bisa apa saja dalam hidup kita. Sesuatu yang kita per Tuhan itulah berhala? Kalau begitu apa arti kata di PerTuhan? Dalam bahasa sederhananya memper Tuhan sesuatu adalah mengistimewakan/ memperioritaskan sesuatu/ mengasihi sesuatu lebih daripada mengasihi Tuhan pencipta kita. Kalau saya bertanya kepada saudara : Apakah yang terpenting dalam hidup saudara? Maka akan banyak jawaban yang muncul. Tentunya tergantung dari apa yang saudara paling kasihi di dunia ini.
Sekarang saya lanjutkan pertanyaan saya : Apakah yang paling saudara kasihi di dunia ini? Jawaban atas pertanyaan ini tentunya itulah yang akan saudara prioritaskan/istimewakan dalam hidup ini. Dan secara tidak langsung atau tanpa kita sadari kita telah memberhalakannya.
Topik Artikel Renungan kita kali ini berjudul : 4 Kekuatan Besar Yang di PerTuhan Manusia Masa Kini. Kiranya bisa membuka mata kita akan realitas yang ada dan sekaligus melakukan koreksi, apakah kita masih ada di jalan Kebenaran yang ditunjukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Ada 4 Kekuatan Besar Yang DiPerTuhan Manusia pada masa kini yakni : 1.Kekuatan IPTEK 2.Kekuatan Nafkah 3.Kekuatan Politik 4. Kekuatan Agama. 4 kekuatan ini masing masing memiliki imam ( Pemimpin ). Marilah kita bahas satu persatu tentang 4 kekuatan ini, yang begitu akrab dan penting dalam kegiatan sehari hari hidup kita yang mungkin tidak kita sadari telah mendominasi hidup kita 1.KEKUATAN IPTEK : Masih ingatkah kita bahwa pada mulanya Iblis membujuk manusia pertama Adam dan Hawa di taman Eden. Apakah yang ditawarkan Iblis kepada manusia bukankah tentang buah pengetahuan baik dan jahat? Bukankah Iblis mempunyai keinginan untuk sama dengan Allah dalam hal pengetahuan? Dan keinginan yang sama telah dijual kepada manusia pertama Adam dan Hawa. Dan ternyata jualan Iblis yang ampuh itu serta merta dibeli oleh Adam dan Hawa dan jatuhlah manusia di dalam dosa. Maka Adam dan Hawa menjadi pengikut iblis yang pertama. Disusul kemudian oleh semua keturunannya termasuk kita sekalian yang hidup di muka bumi pada masa kini. Dan tidak ada suatu kekuatan apapun yang dapat melepaskan diri dari cengkeraman iblis itu. Iblis untuk sementara waktu diberi kekuasaan atas dunia ini sampai hari penghukuman nanti. Ia menjadi penguasa tunggal atas dunia yang telah cemar oleh dosa. Oleh sebab itu janganlah heran kalau kita membaca di Alkitab, Yesuspun ditawarkan gemerlapnya dunia ini dengan 4 kekuatan besar yang digengamnya, yang tengah kita bahas dalam judul renungan ini. 4 power ( kekuatan besar ) ini akan diberikan kepada Yesus, yang kala itu masih sebagai manusia biasa seperti kita asal mau menyembah/ memperTuhankan Iblis dan menjadi pengikutnya. Sadarkah saudara, bahwa dunia ini adalah surga imitasi yang diciptakan oleh iblis? Iblis ingin menyamai Allah, apa bisa? Tentu saja tidak! Namun Allah yang Maha Kasih ingin melepaskan manusia dari cengkraman iblis, dengan mengutus Yesus yang telah menang dari godaan iblis itu. Tetapi sayangnya saudara, manusia lebih memilih bersama iblis dengan tawarannya yang menggiurkan itu. Gemerlapnya dunia seperti kekayaan, pangkat, pujian telah membutakan manusia akan jalan keselamatan yang telah dinyatakan melalui Tuhan Yesus Kristus. Manusia lebih memilih dunia menjadi pengikut iblis ketimbang menjadi pengikut Kristus. Manusia lebih memilih surga yang instant yang ditawarkan iblis ketimbang surga yang asli yang harus diperoleh melalui perjuangan yang berat dan melalui penderitaan. Manusia lebih memilih keamanan ( safety ) daripada memilih Keselamatan ( Salvation). Manusia lupa bahwa kehidupan di dunia ini hanya bersifat sementara dan tempat untuk kesempatan manusia untuk bertobat bagi kehidupan yang sebenarnya. Kalau kita mengamati keadaan manusia dewasa ini, bukankah manusia tetap bebal? Manusia tetap tidak bertobat, manusia tetap mengejar pengetahuan setinggi mungkin, ingin mirip bahkan sama dengan Allah dalam hal pengetahuan, dan bahkan lebih durhakanya manusia ingin mempelajari Tuhan, Tuhan dianggap sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan di dunia ini, yang dapat dipelajari dan ditaklukan. Apakah manusia tidak boleh memiliki pengetahuan? Tentu saja boleh! Pengetahuan apa yang harus kita pelajari? Yang Tuhan inginkan agar manusia memiliki pengetahuan akan ketaatan atas perintah Allah. Memang Perintah Allah tidak memberikan kepada manusia suatu kenyamanan bahkan kelihatannya suatu hal yang aneh dan tidak menarik bahkan dianggap suatu kebodohan bagi manusia. Siapakah menurut saudara di dunia ini yang memiliki kwalitas ketaatan kepada Allah? Orang pintar atau Orang bodoh ? Jawabannya dapat saudara temukan dalam kitab Injil perjanjian baru, di mana Tuhan Yesus memilih orang bodoh, orang orang kecil untuk mempermalukan orang orang pintar. Oleh sebab itu tugas yang diberikan Tuhan Yesus bukan untuk mencari pemimpin, tetapi Ia mencari seorang hamba, yang mempunyai kwalitas ketaatan. Seperti itu pula yang diperankan oleh Yesus ketika mendapat mandat dari Allah BapaNya. Ia taat memerankan diri sebagai hamba yang taat, meskipun iblis berusaha menggagalkan dengan memberi peran lain sebagai pemimpin/ penguasa dunia, bagi dunia memilih peran sebagai hamba tidak memilih peran lain misalnya sebagai penguasa dunia, adalah suatu kebodohan. Rasul Paulus dalam surat kirimannya mengatakan bahwa : “ Apa yang dikagumi manusia dibenci Allah, namun sebaliknya apa yang dihina dan dianggap suatu kebodohan bagi dunia dikagumi oleh Allah. Dan ini senafas dengan apa yang telah dilakukan oleh Kristus di dunia ini. Ia secara hurufiah mentaati perintah Allah BapaNya dengan sempurna. Ketaatan adalah bukti dari iman. Yesus bukanlah Sang Imam ( pemimpin agama ) tetapi Ia adalah Sang Iman ( Implementator ketaatan ).
Ciri ciri seorang Hamba adalah ketaatan pada majikan. Seorang hamba yang taat hanya melaksanakan perintah majikannya secara letterlex/hurufiah dan bukan kepintaran mentafsirkan perintah Tuhan seperti yang dilakukan oleh para imam/ ahli kitab, Tetapi seorang hamba dengan lugunya ia melakukan saja apa yang diperintahkan oleh majikannya. Kalau Ia tidak ngerti, ia hanya menanyakan langsung kepada majikannya, ia tidak berani mentafsirkan sendiri perintah majikannya itu. Seorang hamba yang mempunyai kwalitas ketaatan, modalnya hanya takut dan taat pada majikannya. Peran itu telah diejahwantahkan oleh Yesus secara nyata dalam mengemban misi Injilnya di dunia ini. Sebagai orang orang yang mengaku sebagai pengikutNya, tentunya kitapiun harus meneladani peran yang serupa, sehingga semakin hari kita makin serupa dengan Yesus Tuhan kita. Mencermati keadaan manusia pada masa kini maka kita melihat manusia makin bertambah sombong. Dengan menguasai iptek mereka berpikir mereka dapat lari dari hukuman Allah atas dunia ini. Sejak kecil manusia dimotivasi untuk mengejar pengetahuan setinggi mungkin, sebab manusia berpikir bahwa dengan memiliki pengetahuan mereka bisa memiliki segalanya. Seperti memiliki : Jabatan, Kekayaan, kepopuleran. Itulah paradigm yang terbangun di dunia ini. Tapi dari sudut pandang Allah, justru kebalikannya. Orang bodohlah yang nantinya diberikan kemenangan. Yang tinggi akan direndahkan dan yang rendah akan ditinggikan! Sistim/ tatanan dunia ini memang berorientasi pada pengembangan iptek, dengan menguasai iptek manusia dapat mengukur kwalitas dan prestasi seseorang dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam hal mencari nafkah, penentuan jabatan seseorang tidak lepas dari seberapa besar ia menguasai iptek. Sebab itu tidaklah mengherankan zaman sekarang orang lebih memprioritaskan penguasaan iptek menjadi tujuan hidup utama ketimbang mencari jalan kebenaran atau mencari Tuhan. Yang pada gilirannya tujuan hidup akhir manusia adalah mengejar kekayaan/ harta, uang dan kekuasaan. Dan sayangnya tujuan hidup seperti ini sudah merambah ke dunia agama, termasuk pemeluk agama Kristen. Orang seolah olah ingin mendirikan kerajaan agama sebagai ganti kerajaan surga yang kelihatannya tidak menarik untuk diperjuangkan. Mereka mengejar pengetahuan agama, menjadi pakar pakar agama, dan tentu saja orang orang tersebut umumnya menerima banyak pujian atas kepintarannya mentafsirkan agama yang dianutnya. Pada zaman Yesus hal ini juga pernah terjadi, semula banyak orang berduyun-duyun menjumpai Yesus, tetapi setelah mengetahui visi/misi Yesus yang berlawanan dengan aspirasi keinginan mereka, maka mereka berangsur angsur meninggalkan Yesus, dan hanya tersisa 12 murid yang tetap setia mengikut Yesus. Diantara orang orang yang meninggalkan Yesus tercatat ada beberapa parisi/ ahli kitab. Dan Alkitab juga mencatat alasan mereka meninggalkan Yesus. Adalah karena mereka ingin mendapat pujian manusia. Bukankah suatu realitas di dunia ini bahwa dalam memilih orang selalu didasarkan pada pengetahuan/kepintaran. Dengan menjadi ahli/pakar dibidangnya maka orang akan mendapatkan jabatan yang tinggi dengan bayaran yang tinggi pula. Bukankah hal ini juga sudah merambah di dunia agama? Pemaparan lebih lanjut tentang 3 kekuatan lainnya akan dilanjutkan pada serie renungan ini bagian keII kiranya anda tetap mau mengikuti terus uraian topic bahasan ini pada bagian yang kedua. Amin.
sumber
Ev.Andereas Dermawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar