Perbuatan Allah yang luar biasa—yaitu membawa bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir—ternyata tidak membuat bangsa Israel meyakini pemeliharaan Allah dalam kehidupan mereka. Mereka bahkan menuduh bahwa Allah akan membunuh mereka dengan bencana kelaparan (16:3)! Untuk mengatasi masalah itu, Allah memberi roti yang disebut “manna” kepada orang Israel. Manna ini tidak boleh diambil sesukanya, tetapi harus diambil sesuai dengan keperluan setiap hari. Akan tetapi, karena orang Israel tidak boleh bekerja pada hari ketujuh, keperluan manna untuk hari ketujuh harus diambil pada hari keenam, sehingga orang Israel harus mengambi dua kali lipat pada hari keenam.
Melalui pemberian manna, Allah mengajar bangsa Israel untuk hidup taat dan bersandar kepada Allah setiap hari. Mereka harus menaati aturan dan tidak boleh serakah. Bila mereka mengambil manna secara berlebihan, sisa manna akan berulat dan berbau busuk. Bila mereka tidak taat untuk mengambil dengan porsi dua kali lipat pada hari keenam, mereka tidak akan mendapatkan makanan pada hari ketujuh.
Bagi orang percaya zaman ini, perbuatan Allah yang luar biasa ialah pemberian Anak-Nya—yaitu Tuhan Yesus Kristus—untuk mati menebus dosa kita. Pemberian Allah yang amat berharga itu merupakan jaminan bahwa Allah pasti akan memelihara hidup kita (Roma 8:32). Kita harus membangun keyakinan bahwa Allah pasti akan memberikan segala sesuatu yang kita perlukan (bukan yang kita inginkan!). Bila apa yang kita inginkan belum kita capai, mungkin keinginan kita itu tidak sesuai dengan kehendak Allah atau mungkin kita harus belajar bersandar kepada Allah dengan menunggu Allah bertindak.
Roma 8:32
“Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”
“Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar