Kamis, 14 Maret 2013

Masa-masa kesengsaraan

Bacaan Alkitab siang hari ini: Matius 24:15-28
Yesus mengacu kepada pemberitaan Daniel yang bernubuat tentang mezbah berhala yang dibangun oleh Antiokhus Epifanes di Bait Suci di Yerusalem pada tahun 168 SM untuk menyembah Zeus, dewa utama orang Yunani (Dan. 9:27; 11:31 dan 12:11). Di sini Yesus bernubuat bahwa Bait Suci akan dinajiskan dengan cara yang sama. Banyak pakar Alkitab menduga bahwa nubuatan ini digenapi ketika orang Roma menghancurkan Yerusalem dan Bait Suci pada 70 M. Namun beberapa pakar menduga nubuatan ini merujuk pada antiKristus (2Tes 2:3-10; 1Yoh 2:18, 22) yang akan datang dan ada juga yang menduga bahwa nubuatan ini merujuk kepada orang-orang Zelot (Mat 10:4) yang mencemarkan Bait Suci pada 67-68 M. Beberapa kemungkinan penggenapan nubuat ini menunjukkan bahwa tanda-tanda dalam sejarah merupakan persiapan pada penggenapan yang lebih dahyat: penghancuran di akhir zaman.
Peringatan Yesus agar setiap orang memperhatikan hidupnya dan menjaga keamanan dirinya adalah secara praktis dan teknis. Karena masa-masa kesengsaraan itu begitu besar maka tiap-tiap orang diharapkan memiliki prinsip untuk hidup seturut dengan firman Tuhan. Bila tidak demikian akan terjadi banyak penyesatan karena saat itu ada banyak oknum yang mengaku sebagai mesias-mesias dan nabi-nabi palsu. Bahkan mereka memiliki karisma yang sangat menawan karena dapat mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mukjizat-mukjizat. Iman yang sejati sesungguhnya tidak pernah tergantung kepada fondasi yang dibangun atas mukjizat-mukjizat. Iman yang sejati akan bertahan walaupun sudah tidak ada mukjizat lagi.
Dalam masa-masa sukar, banyak sekali pihak yang menawarkan kemudahan, tetapi tidak menawarkan solusi yang sejati. Kadang malah menjerumuskan. Pada zaman akhir, kita mesti meminta hikmat dari Tuhan untuk menunjukkan arah ke mana mestinya kita melangkah. Tiap-tiap hari kita berhadapan dengan pilihan dan alangkah indahnya jika kita tidak mengalami kebimbangan ketika memutuskan suatu hal yang kita yakini sebagai jalan Tuhan untuk kita, bukan jalan kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar