Senin, 20 September 2010

PILAR KEBAHAGIAAN

Mita kesal pada suaminya Anton. Selalu saja selesai mandi melemparkan handuk basah itu ke atas tempat tidur yang sudah dibereskannya. Bila diingatkan, Anton hanya mengatakan "aduh maaf sayang.... lupa" katanya sambil mengambil handuk basah itu dan meletakkannya di tempat penjemuran.

Tapi rasa kesal itu selalu terobati bila ia mengingat betapa banyak kebiasaan suaminya yang menyenangkan hatinya. Misalnya Anton selalu memuji bahwa masakan yang disajikannya sangat enak, dan itu terbukti dengan betapa lahapnya Anton menikmati masakan yang dimasaknya, walaupun itu masakan yang sederhana. Mita gembira, karena hobbynya mencoba berbagai macam resep masakan, disukai oleh suaminya dan juga keluarganya.Lain waktu saat akan menghadiri pesta pernikahan salah satu kerabat, Anton memeluk dan mencium keningnya dan mengatakan, " Mita sayang, kamu cantik sekali..., saya suka kalau kamu sering-sering berdandan seperti ini meskipun tidak harus menghadiri pesta..." kata Anton menatap kagum Mita.

Mita tersipu malu dengan rasa bahagia atas pujian suaminya, tetapi juga dalam hati ia berucap, "astaga ... kalau setiap hari harus berdandan seperti ini...., repot juga". Mita menatap dirinya dengan riasan lengkap dan pakaian kebaya modern.

Mita mengerti bahwa suaminya tidak bermaksud dia harus tampil seperti itu setiap harinya, mungkin lebih manis dengan riasan sederhana dan dengan aroma yang wangi, serta pakaian lebih baik, mhmm... selain daster yang kedodoran dan telah berubah warna...seperti yang secara tidak langsung pernah diprotes oleh Anton, "Sayang..., apakah tidak ada lagi bajumu yang lebih bagus dari daster yang kamu kenakan itu...?". Mita geli juga dengan protes itu dan ia mengalah, meskipun daster belel seperti itu sebenarnya enak sekali untuk dikenakan...:)

Memang Mita menyadari banyak sekali pembelajaran antara dirinya dan Anton suaminya yang selalu harus dilakukan. Pernah suatu ketika ia marah besar kepada suaminya karena memberikan sejumlah uang kepada adik iparnya tanpa sepengetahuannya, walau jumlah yang diberikan sebenarnya tidaklah terlalu besar, tapi Mita tersinggung karena merasa tidak "dianggap" oleh suaminya. Anton minta maaf untuk kesalahan itu.

Akhirnya mereka berdua sepakat untuk selalu membicarakan bersama, hal yang berkenaan dengan uang atau apapun yang akan diberikan kepada keluarga kedua belah pihak. Sejak saat itu, apa yang akan diberikan kepada pihak keluarga Anton, Mita yang memberikannya, dan sebaliknya apa yang diberikan kepada keluarga Mita, Anton yang memberikan. Kesepakatan itu ternyata berdampak sangat baik untuk hubungan mereka berdua, karena mereka jadi saling menghargai dan mengasihi keluarga besar mereka dengan tulus.

Mita merasa sangat beruntung memiliki suami yang baik seperti Anton. Karena mereka saling melengkapi dalam melakukan tugas dan tanggung jawab keluarga. Meskipun Anton telah kerja seharian di kantor, tapi di tengah malam Anton masih mau bangun untuk mengganti popok Merlin, putri mereka, sementara Mita membuat susu buat Merlin.

Mita menyadari memang banyak hal yang kurang disukainya dari suaminya, misalnya tentang handuk basah yang selalu dilemparkan ke atas tempat tidur, tetapi ia juga menyadari banyak hal yang kurang disukai oleh Anton dari dirinya. Dan mereka berdua selalu mendiskusikan itu dan berusaha untuk mengubah kebiasaan tersebut bila memang itu bisa bermanfaat bagi keluarga mereka.

Saudaraku terkasih,
Setiap orang yang memutuskan untuk menikah, pasti mengharapkan rumah tangga yang bahagia, menyenangkan, tenteram dan damai. Suami atau istri yang penuh pengertian dan kasih sayang, anak-anak yang sehat dan taat, keuangan keluarga yang baik, rumah yang bersih dan nyaman, dan banyak catatan menyenangkan lainnya.....:D

Namun kita juga menyadari, kebahagiaan tidak datang dengan sendirinya. Kebahagiaan perlu di bangun dan di upayakan. Terkadang kita harus mengorbankan kebiasan-kebiasan kita yang berdampak kurang baik untuk kehidupan berkeluarga. Terkadang kita harus ekstra kerja keras untuk mewujudkannya. Tetapi kita bisa menghela nafas lega melihat hasilnya, keluarga kita aman damai dan terberkati.

Saudaraku terkasih,
Ada 6 pilar kebahagiaan yang perlu kita kembangkan sebagai suami-istri dalam kehidupan berumah tangga, yaitu :

PERTAMA : SALING MENERIMA
(Roma 15:7 => Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.).

Saling menerima adalah kunci utama untuk mengatasi perbedaan. Pasangan kita memiliki karakter, kebiasaan, pemahaman, dan mungkin saja budaya yang berbeda, jika ia berasal dari suku atau bangsa yang lain. Kita jangan berusaha mengubah pasangan kita, tetapi mulailah mengubah sikap kita jika memang perlu untuk di rubah demi kebaikkan bersama. Ketika pasangan melihat perubahan kita, besar kemungkinan ia juga akan mulai berubah dengan kesadarannya sendiri.

KEDUA : SALING MENGHARGAI
(1 Petrus 2:17 => Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!

1 Petrus 3:7 => Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. ).

Saudaraku terkasih,
Saling menghargai berhubungan dengan rasa hormat kita kepada pasangan kita. Hargailah pasangan sebagai patner, jangan menganggap dan memperlakukan dia sebagai seorang yang lebih rendah. Termasuk juga di dalamnya menghargai pendapat dan ide-idenya, sekalipun pendapatnya tidak sebaik yang anda harapkan.

KETIGA : SALING MENGUTAMAKAN
(Filipi 2:3 => dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri).

Kita akan mengutamakan pasangan, jika kita menganggap dia lebih penting dari pada diri kita sendiri. Mengutamakan diri sendiri akan menimbulkan kesalah pahaman, yang membuat damai sejatera hilang. Utamakanlah pasangan anda, perasaannya, keinginannya, hobinya, dll. Sungguh indah jika suami istri saling mengutamakan. Ada pelayanan timbal balik antara keduanya.

KEEMPAT : SALING MEMUJI
(Amsal 25:27 => Tidaklah baik makan banyak madu; sebab itu biarlah jarang kata-kata pujianmu.)

Amsal mengatakan bahwa kata-kata pujian yang kita berikan hendaklah jarang. Artinya, memberikan pujian adalah hal yang wajar, tapi janganlah memberikan pujian yang berlebihan dan mengada-ada. Pujian yang wajar merupakan motivasi yang baik bagi pasangan. Jika selama ini kita terbiasa mengkritik pasangan kita, sekarang gantilah kritikkan itu menjadi pujian yang akan membuat pasangan kita sukacita.

KELIMA : SALING MENGAMPUNI
(Efesus 4 : 32 => Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Kolose 3 : 13 => Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.)

Dalam hidup berumah tangga, akan ada saja timbul kesalah pahaman, pelangggaran atau penyelewengan yang di lakukan oleh pasangan kita. Sebagai seorang yang sudah di ampuni oleh Tuhan, suami-istri juga hendaknya bersedia memberikan pengampunan, ketika sikap atau tindakkan pasangan kita menyakiti hati kita.

KEENAM : SALING MEMBANGUN
(1 Tesalonika 5 : 11 => Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.

Roma 14 : 19 => Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.).

Saudaraku terkasih,
Bantulah pasangan anda untuk berubah menjadi lebih baik. Jangan biarkan dia dalam kesalahannya, tegur dengan kasih dan doakan dia, agar kalian berdua semakin baik dan maju dalam Tuhan.

Saudaraku,
Kebahagiaan tidak akan datang secara INSTAN, ada usaha dan pengorbanan untuk membangunnya. Banyak keringat, air mata, dan rasa tertekan untuk meraihnya. Namun pada kesudahannya, Anda berdua pasangan suami-isteri akan tersenyum penuh bahagia dan sukacita.

Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. (Kolose 3:14)

LORD JESUS, bless you and me, now and forever.
AMEN.

Sumber: ALKITAB dan renungan Manna Sorgawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar